BRIN Percepat Hilirisasi Riset, Anggaran RIIM Naik 400 Persen

SEKITARKALTIM.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mempercepat hilirisasi riset melalui penguatan Dana Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Strategis.
BRIN memastikan anggaran RIIM nilainya dinaikkan hingga 400 persen atau empat kali lipat. Hal ini untuk memastikan inovasi riset segera dimanfaatkan masyarakat dan industri.
Kepala BRIN, Arif Satria, mengatakan penguatan Dana RIIM Strategis menjadi instrumen utama untuk mendorong riset-riset prioritas.
Tujuannya agar tidak berhenti pada tahap laboratorium, tetapi berlanjut hingga siap diterapkan.
“Dana RIIM Strategis kami tingkatkan empat sampai lima kali lipat. Kalau masih kurang, akan kami dorong lagi,” kata Arif, dinukil dari laman BRIN, Rabu (24/12/2025).
Arif menyampaikan, percepatan hilirisasi riset tidak hanya ditentukan oleh besaran dana, tetapi juga oleh penguatan ekosistem riset secara menyeluruh.
Ia bilang, ada lima faktor utama yang harus berjalan secara simultan agar riset menghasilkan dampak nyata. “Kalau mau risetnya kuat dan berdampak, ekosistemnya harus lengkap. Ada lima faktor,” ujarnya.
Kelima faktor itu, meliputi sumber daya manusia, pendanaan, infrastruktur riset, tema atau arah riset, serta ekosistem kolaborasi dan pemanfaatan hasil riset.
Ia menilai, sebagian besar faktor tersebut saat ini telah dimiliki BRIN.
“Human capital kita kuat, infrastrukturnya juga sudah sangat baik. Pendanaannya sekarang kita perkuat melalui Dana RIIM Strategis,” jelas Arif.
Ia berujar, penguatan tema riset menjadi bagian penting dari ekosistem tersebut.
Untuk riset strategis, BRIN menerapkan pendekatan top-down agar riset selaras dengan kebutuhan nasional dan agenda pembangunan pemerintah.
“Tema riset strategis harus jelas. Tidak semuanya diserahkan ke kompetisi bottom-up, karena kita juga punya target nasional yang harus dijawab,” ujar Arif.
Selain itu, penguatan ekosistem kolaborasi menjadi perhatian BRIN agar hasil riset tidak berhenti di institusi riset, tetapi dapat diadopsi oleh industri, pemerintah daerah, maupun masyarakat.
“Hilirisasi bukan hanya soal produk, tapi bagaimana riset terhubung pengguna dan mitra,” katanya.
Arif menegaskan, Dana RIIM Strategis difokuskan untuk mendukung riset dengan tingkat kesiapterapan teknologi menengah hingga tinggi.
Terutama yang berpotensi langsung diterapkan atau dikembangkan menjadi inovasi. “Fokus kami pada riset yang sudah mendekati penerapan, supaya dampaknya bisa segera dirasakan,” ujarnya.
Ia mencontohkan pengembangan teknologi air siap minum (Arsinum) yang telah dimanfaatkan di wilayah terdampak bencana. Ke depan, teknologi serupa akan terus didorong agar skalanya semakin besar dan menjangkau lebih banyak masyarakat.
Melalui penguatan Dana RIIM Strategis dan lima ekosistem riset tersebut, BRIN menargetkan lahirnya sedikitnya 120 inovasi siap guna dalam waktu dekat, baik dari riset internal maupun kolaborasi dengan perguruan tinggi.
“Dengan dana besar, publik wajar bertanya hasilnya apa. Yang kami dorong sekarang hasil yang konkret dan bisa dimanfaatkan,” tegas Arif.
Taufik Hidayat