News

Peneliti BRIN: Daun Teh Mampu Hambat Proses Korosi

Peneliti Gadang Priyotomo sebut Indonesia punya keanekaragaman hayati untuk dieksplor menjadi ekstrak zat anti korosi. (BRIN)
Peneliti Gadang Priyotomo sebut Indonesia punya keanekaragaman hayati untuk dieksplor menjadi ekstrak zat anti korosi. (BRIN)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Korosi masih menjadi salah satu tantangan terbesar di dunia konstruksi dan industri logam.

Ini berdampak menurunkan kualitas logam, merusak struktur, hingga kerugian ekonomi dalam jumlah besar.

Beberapa hasil riset menunjukan ekstrak kulit buah kelengkeng, kulit buah naga, tembakau, daun talas, dan daun teh mampu menghambat proses korosi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Gadang Priyotomo, menjelaskan korosi proses alamiah yang dapat terjadi karena adanya reaksi reduksi dan oksidasi antara logam dengan udara dan air.

“Oksidasi dengan melepaskan elektron atau ion, sedangkan reduksi dengan menangkap elekron yang akan bereaksi dengan oksigen dan air,” papar Gadang, melalui keterangannya di laman BRIN, dinukil Sabtu.

Gadang menggambarkan konsep radikal bebas di bidang medis disamakan dengan proses elektrokimia korosi seperti reaksi reduksi oksidasi yang sama-sama melibatkan pelepasan ion atau elektron bebas.

“Berdasar pemikiran tersebut, metode mitigasi korosi dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang bersifat antioksidan,” jelasnya.

Pendekatan ini, lanjut Gadang, dinilai sebagai solusi alami untuk memperpanjang umur material logam, tanpa bergantung pada bahan kimia sintetis yang dapat mencemari lingkungan.

Gadang mengatakan, zat antioksidan berbasis senyawa polifenol dapat digunakan sebagai zat anti korosi yang akan berikatan secara adsorpsi dengan logam.

Tentu untuk membentuk lapisan pelindung di permukaan logam. “Logam yang teroksidasi akan ditangkap oleh gugus hidroksil senyawa antioksidan sehingga terbentuk lapisan pelindung,” imbuh Gadang.

Ia mengungkapkan, Indonesia yang kaya keanekaragaman hayati baik di terestrial dan lautan berpotensi dieksplor lebih lanjut untuk dijadikan zat aktif korosi.

“Indonesia memiliki sumber daya alam biasa yang dapat kita eskplorasi. Kita kaji dan teliti untuk dikembangkan menjadi ekstrak zat anti korosi,” jelas Gadang.

Menurut Gadang, korosi tidak dapat dicegah sepenuhnya namun hanya dapat dapat dikendalikan agar umur pakai komponen logam menjadi lebih panjang.

Korosi, katanya, tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, namun bisa dikendalikan dan diperlambat.

“Dengan teknologi berbasis tumbuhan, kita tidak hanya memperlambat korosi, tetapi juga menjaga lingkungan dari paparan bahan kimia berbahaya,” tambahnya.

Ia juga menyebut, senyawa antioksidan yang biasa digunakan dalam kosmetik ternyata efektif sebagai penghambat korosi.

“Salah satunya kombinasi asam askorbat dan ekstrak ubi ungu yang telah diuji dan menunjukkan hasil positif dalam menekan laju korosi,” terang Gadang.

Yan Andri

Berita Terkait

Image

Wapres Yai Maruf Bantah Isu Belasan Menteri Mundur

Image

Pemprov Kaltim dan Pemerintah Samarinda Tukar Aset

Image

Ribuan Surat Suara di Balikpapan dan Samarinda Rusak

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Sekitarkaltim.ID -