Peneliti BRIN Paparkan Inovasi Ilmiah soal Penanggalan Fosil

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Para peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mempresentasikan berbagai inovasi ilmiah dalam penanggalan fosil dan analisis material prasejarah.
Hal ini membuka babak baru dalam penelitian arkeologi tropis.
Presentasi dipaparkan dalam rangkaian agenda Union Internationale des Sciences Préhistoriques et Protohistoriques (UISPP) Inter-Congress Conference 2025. Yang dimulai sejak 27 Oktober hingga 6 November 2025 di Salatiga, Jawa Tengah.
Kemajuan arkeologi modern kini tak lagi hanya bergantung ekskavasi di lapangan, melainkan juga pada kemampuan membaca jejak waktu melalui laboratorium berteknologi tinggi.
Peneliti Pusat Riset Arkeometri BRIN, Anton Ferdianto, memperkenalkan riset berjudul Using Fourier Transform Infrared Spectroscopy as a Tool to Detect Diagenesis in Fossil Teeth from Pucung (PCTS), Indonesia: Implication for ESR/U-Series Dating.
”Kajian ini menggunakan teknik Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) untuk mendeteksi tingkat pelapukan mineral pada gigi fosil,” ujarnya, melansir laman BRIN, Jumat (7/11/2025).
Teknologi ini membantu memastikan fosil yang diteliti benar-benar representatif secara geologis.
“Dengan data laboratorium yang presisi, kita bisa memperbaiki kronologi evolusi manusia di Asia Tenggara sekaligus meningkatkan kredibilitas sains arkeologi Indonesia di forum global,” jelas Anton.
Adapun Peneliti pada Pusat Riset Arkeometri BRIN, Marlin Tolla menyoroti keterkaitan teknologi batu prasejarah dengan adaptasi manusia purba di wilayah tropis.
Ia memaparkan risetnya yang bertajuk, Pleistocene Stone Tools and Human Adaptation in Sahul: New Evidence from Inumaki Cave, Biak Island, Papua.
“Melalui analisis morfometri dan jejak penggunaan alat batu, penelitian ini menunjukkan manusia purba di Papua telah mengembangkan teknik produksi alat yang kompleks untuk menghadapi kondisi geografis ekstrem,” jelasnya.
Menurutnya, temuan ini memperluas pemahaman variasi budaya manusia prasejarah di kepulauan timur Indonesia. Sekaligus mengisi celah pengetahuan tentang jalur migrasi manusia ke kawasan Pasifik.
Sedangkan Peneliti Ahli Madya pada Pusat Riset Arkeometri BRIN, Mohammad Ruly Fauzi, memperkenalkan metode analisis bentuk berbasis digital melalui riset: Unveiling the Shape-Shifting Past: A Geometric Morphometric Analysis of Indonesian Handaxes.
“Dengan teknik geometric morphometrics, kami memetakan variasi bentuk alat batu secara kuantitatif dan membandingkannya lintas situs di Nusantara,” terangnya.
Kehadiran tiga peneliti BRIN dalam forum UISPP 2025 memperlihatkan transformasi riset arkeologi Indonesia menuju praktik ilmiah yang terukur dan berbasis data digital.
Dari laboratorium penanggalan hingga analisis bentuk tiga dimensi, inovasi arkeometri membuka jalan baru untuk membaca masa lalu manusia dengan akurasi dan keandalan tinggi.
Melalui penguasaan teknologi modern, BRIN menegaskan perannya dalam membangun ekosistem riset arkeologi yang adaptif terhadap tantangan zaman.
Sains penanggalan bukan hanya tentang menentukan usia fosil, melainkan tentang membangun kronologi pengetahuan yang dapat dipercaya.
Dengan semangat Science for Society, BRIN terus berupaya menjadikan temuan masa lampau sebagai inspirasi untuk masa depan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.
Taufik Hidayat