Hamas Serukan Aksi Hentikan Pemusnahan Sistematis Zionis terhadap Gaza

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Kelompok pejuang Hamas bereaksi terhadap serangan penjajah zionis Israel terhadap sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan.
Hamas menilai serangan itu kejahatan perang yang bertujuan "memusnahkan secara sistematis rakyat Palestina kami".
Kelompok pejuang Palestina ini juga mengecam kelambanan komunitas internasional dan lembaga-lembaga PBB, dengan mengatakan bahwa hal ini “memberi perlindungan bagi penjahat perang Netanyahu untuk melanjutkan pembantaian dan pemusnahannya”.
“Ini kegagalan internasional yang sangat besar dalam melindungi kemanusiaan dan menegakkan hukum humaniter internasional. Secara terang-terangan diinjak-injak dan dilanggar Israel,” tegas Hamas, dikutip dari Days of Palestine, Ahad.
Dalam beberapa jam terakhir, sebuah tenda, sebuah sekolah dan sebuah rumah telah terkena serangan.
Sekolah itu adalah tempat warga Palestina yang terusir tidur. Mereka berlindung di sana selama berbulan-bulan setelah terusir dari satu tempat ke tempat lain, dan pasukan Israel menyerang sekolah tersebut pada pukul 3 dini hari.
Setidaknya enam warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Banyak juga keluarga Palestina yang mengungsi di daerah itu.
Termasuk anak-anak dan perempuan, dan malam itu sungguh mengerikan bagi mereka yang berlindung di dalam. Dua anak Palestina terbunuh di tenda yang menjadi sasaran di daerah yang sangat dekat dengan Dewan Legislatif di Kota Gaza.
Lokasinya berada di jantung Kota Gaza, sangat dekat dengan pusat kota, dan daerah ini sekarang menjadi kamp darurat. Ini juga termasuk daerah padat penduduk lainnya yang menjadi target pasukan Israel.
Armada Bantuan untuk Gaza Tertunda
Armada bantuan Gaza dari Tunisia, yang disebut Armada Maghreb Sumud, mengalami penundaan lagi dan kini dijadwalkan berangkat dari Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunis pada Rabu, 10 September, setelah ditunda dari tanggal keberangkatan semula pada hari Ahad.
Penyelenggara menyebutkan "alasan teknis dan logistik di luar kendali manajemen" sebagai penyebab penundaan terbaru ini. Hal ini terjadi setelah penundaan sebelumnya yang disebabkan cuaca buruk.
Armada Tunisia bertujuan untuk bergabung dengan Armada Sumud Global yang lebih luas, yang sudah mencakup kapal-kapal yang berangkat dari Spanyol (Barcelona) dan Italia (Genoa).
Hampir 20 kapal berangkat dari Barcelona bulan lalu, dan sebuah konvoi dari Genoa menyusul awal pekan ini. Misi ini menyatukan beberapa kelompok internasional, seperti Koalisi Armada Kebebasan, Gerakan Gaza Global, Konvoi Sumud, dan kelompok Solidaritas Nusantara Malaysia.
Semuanya bertujuan mematahkan blokade laut Israel di Gaza dan mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Peserta berasal dari berbagai latar profesi termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg dan mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau. Ada pula dukungan selebritas seperti Susan Sarandon dan Liam Cunningham.
Penyelenggara menggambarkan misi tersebut sebagai misi damai, yang bertujuan untuk menyalurkan bantuan dan menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza, menyediakan makanan dan obat-obatan bagi orang-orang yang telah menjadi korban genosida Israel selama lebih dari 700 hari sejauh ini.
Namun, para pejabat Israel mengklaim mereka akan mencegah armada mencapai Gaza dan menahan semua pesertanya.
Penyelenggara armada menyerukan penyediaan makanan dan obat-obatan bagi orang-orang yang kelaparan di Gaza.
Terutama bagi yang menderita akibat genosida Israel dan pengepungan yang mencekik di Jalur Gaza, yang oleh pendudukan Israel diancam akan dicegah dengan kekerasan.
Mila
