Mancanegara

Warga Gaza Ungkap Temuan Bantuan Tepung Busuk dan Beracun

Seorang anak Gaza memilah bantuan tepung, yang sudah tercemar. (DaysofPalestine)
Seorang anak Gaza memilah bantuan tepung, yang sudah tercemar. (DaysofPalestine)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Di Gaza, kelaparan telah menjadi siksaan sehari-hari dan bertahan hidup sebagai ujian ketahanan.

Keluarga-keluarga di Gaza, kini terpaksa memilah-milah karung tepung busuk yang dipenuhi cacing, satu-satunya makanan yang tersisa.

Satu keluarga baru-baru ini mendokumentasikan isi paket bantuan: tepung yang dipenuhi jamur, serangga, dan kumbang.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tanpa pilihan lain, mereka duduk di lantai, memilah-milah kotoran dengan tangan, bukan untuk memasak, tapi untuk menyelamatkan sesuatu yang masih bisa dimakan untuk anak-anak mereka.

Koresponden Al Jazeera Hind Khoudary, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, menggambarkan paket bantuan itu sebagai tidak memadai dan sangat tidak mencukupi.

"Paket bantuan yang saya lihat dari Yayasan Kemanusiaan Gaza hanya berisi sedikit makanan yang tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam waktu lama dan tidak cukup bergizi," katanya, dinukil Jumat (4/7/2025).

Ia mencatat, satu kotak berisi hanya 4 kg tepung, beberapa kantong pasta, dua kaleng kacang fava, kantong teh, beberapa biskuit, dan porsi kecil kacang lentil dan sup.

"Ini tidak cukup," Khoudary menambahkan.

"Dan tidak sepadan dengan penghinaan yang dialami warga Palestina hanya untuk menerima paket-paket ini. Kita bicara tentang hampir tiga bulan tanpa ayam, tanpa daging, tanpa makanan bergizi, dan itulah sebabnya sebagian besar orang yang datang ke rumah sakit sekarang anak-anak Palestina yang kekurangan gizi."

Krisis semakin parah setelah kantor media pemerintah Gaza mengumumkan bahwa pil narkotika ditemukan di dalam kantong tepung yang didistribusikan melalui apa yang disebut "pusat bantuan Amerika-Israel."

Pihak berwenang menggambarkan penemuan itu sebagai upaya yang disengaja untuk mengacaukan masyarakat Palestina dari dalam.

"Apa yang terjadi bukan sekadar pelanggaran, tetapi kejahatan terorganisasi," demikian bunyi pernyataan tersebut. "Ini perang psikologis dan moral, yang menargetkan ketahanan penduduk Gaza dan berusaha menebar kecanduan di tengah masyarakat yang sudah terkepung."

Pernyataan itu menyatakan zionis Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas apa yang disebutnya sebagai "penyisipan zat beracun yang disengaja ke dalam bantuan kemanusiaan", dan mendesak penduduk untuk sangat berhati-hati saat menangani bahan makanan yang masuk.

Kantor media Gaza telah meminta badan internasional menyelidiki sekaligus bertindak, memperingatkan bahwa degradasi bantuan secara sistematis menjadi alat perang psikologis.

Cara ini termasuk pelanggaran berat terhadap norma-norma kemanusiaan.

Syarat Hamas untuk Gencatan Senjata

Di sisi lain, Hamas menuntut jaminan yang jelas dan mengikat bahwa kesepakatan gencatan senjata yang didukung AS akan mengarah pada penghentian penuh perang di Gaza, sumber yang dekat dengan gerakan tersebut mengatakan pada hari Kamis.

Hamas tidak akan menerima gencatan senjata sementara yang membuka pintu bagi serangan Israel baru.

Gerakan Perlawanan Islam mengonfirmasi pihaknya saat ini terlibat dalam konsultasi internal dengan para pemimpin pasukan dan faksi Palestina untuk menilai tawaran gencatan senjata yang disampaikan oleh mediator Qatar dan Mesir.

"Sebagai bagian dari keinginan kuat gerakan ini untuk mengakhiri agresi Zionis terhadap rakyat kami dan memastikan masuknya bantuan secara bebas," Hamas menyatakan dalam siaran pers singkat, "gerakan ini tengah mengadakan konsultasi... dan akan menyerahkan keputusan akhir kepada para mediator setelah konsultasi berakhir dan akan mengumumkannya secara resmi."

Menurut sumber tersebut, Hamas secara khusus berfokus pada upaya mendapatkan jaminan bahwa kesepakatan yang diusulkan tidak akan terbatas pada jeda sementara, tapi akan meletakkan dasar bagi penghentian permusuhan secara menyeluruh.

Serta akses kemanusiaan tanpa batas, dan kerangka kerja untuk rekonstruksi. Tanpa jaminan tersebut, Hamas tidak mungkin melanjutkan rencananya.

Diskusi gencatan senjata muncul saat media Israel melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump mungkin mengumumkan gencatan senjata paling cepat Senin selama pertemuan terjadwal dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Pejabat Israel mengatakan kepada Yediot Aharonot bahwa kalangan politik di Tel Aviv menunjukkan "optimisme yang hati-hati" tentang kemajuan dalam negosiasi dan bahwa Hamas mungkin menanggapi positif kesepakatan yang direvisi dalam beberapa jam.

Jika itu terjadi, itu dapat membuka jalan bagi "pembicaraan jarak dekat" antara kedua pihak yang akan diadakan di ibu kota Qatar, Doha.

Laporan itu juga menunjukkan pengumuman Trump yang diantisipasi telah mempercepat persiapan Israel untuk kemungkinan putaran negosiasi tidak langsung dengan Hamas. Yang difokuskan pada pencapaian kesepakatan lebih luas yang akan mencakup kesepakatan pertukaran tahanan.

Meski ada gerakan diplomatik, situasi di Gaza tetap buruk.

Setidaknya 59 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel yang semakin intensif pada hari Kamis, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang semakin memperburuk keadaan penduduk yang sudah babak belur.

Kematian terbaru ini menambah jumlah korban yang terus bertambah dalam konflik yang telah berlangsung selama hampir 21 bulan.

Trump, saat berbicara di depan publik mengenai bencana kemanusiaan ini, mengatakan bahwa ia ingin melihat penduduk Gaza hidup dengan aman, seraya menambahkan bahwa “masyarakat di sana sedang mengalami neraka.”

Mila

Berita Terkait

Image

Brutal! Israel Jatuhkan Bom Lagi di Kamp Pengungsi Jabalia

Image

Brutal! Israel Jatuhkan Bom Lagi di Kamp Pengungsi Jabalia

Image

Jebakan Batman Terowongan Hamas

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Sekitarkaltim.ID -