Warga Gaza: Hari Raya Apa yang Kalian Bicarakan?

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Sebuah video mengejutkan dari Gaza menghebohkan jagat maya. Bukan, bukan lagi tentang visual genosida, ambulans ditembaki, rumah sakit dibom, atau anak-anak yang dibantai. Bukan itu.
Tetapi, video tersebut tentang tamparan keras di wajah kita semua, khusunya ummat Muslim.
Video itu tentang jeritan suara hati salah satu influencer Gaza, bernama Hema Barbakh Abu Al-Ghalaba. Ia juga dikenal mengelola penggalangan dana untuk Gaza, atas nama Heba F.
Selama ini Barbakh aktif memberi kabar kekinian kondisi Gaza, lewat plattform sosial media, baik di Instagram maupun Tiktok.
Beberapa hari belakangan, pada Senin (2/6/2025), lewat akun Instagramnya @hemaba.rbak89, yang punya 263 ribu followers, Barbakh mengunggah video hingga ditonton 16 juta kali.
Dalam video itu, ia menggunakan kaos abu-abu, berdiri di tengah jalan yang di sisinya tampak gedung-gedung bangunan yang runtuh. Dalam videonya, ia mempertanyakan dimana Ummat Rasulullah?
Ia juga menyoroti tentang perayaan Hari Raya Idul Adha yang kini dirayakan ummat Muslim se-dunia, sementara warga Gaza dibantai zionis dengan bengis dan sadis.
Di Indonesia, video Barbakh yang diterjemahkan akun Abu Qudsy, juga beredar viral. Sampai Jumat (6/6/2025) video itu telah dibagikan 9.300 kali, dan dipenuhi ribuan komentar.
Suara hati Barbakh, dalam video itu, benar-benar menampar wajah. Begini isinya:
Hari Raya apa yang kalian bicarakan? Wahai Ummat Muhammad, hari raya apa yang kalian bicarakan?
Sementara anak-anak kami disembelih, para wanita dibunuh, orangtua kami dibunuh, para pemuda dibunuh. Dua tahun kami dijadikan kurban, sementara kalian tidur!
Apakah ini ummat yang akan diberi Syafaat Rasulullah? Tidak, demi Allah. Dua tahun kami mengorbankan anak-anak, orangtua, dan para wanita kami.
Dilaparkan, genosida, pengeboman, dan kematian. Dimana Ummat ini?
Kalian thawaf di Makkah, lalu menanti penyembelihan kambing dan sapi. Sementara kami di sini disembelih. Setiap hari raya, setiap menit, dan setiap waktu.
Hasbunallah wani’mal wakiil.
70 Ribu Anak Gaza Malnutrisi, 70 Warga Sipil Tewas
Sebelumnya, Program Pangan Dunia (WFP) telah membunyikan peringatan atas memburuknya krisis kesehatan di Gaza, dengan mengungkap lebih dari 70.000 anak kini mengalami kekurangan gizi akut.
WFP memperingatkan setiap peningkatan permusuhan dapat membuat upaya bantuan kemanusiaan terhenti total, lapor Days of Palestine, Kamis (5/6/2025).
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Kamis, WFP menekankan bahwa volume dan jenis bantuan yang saat ini mencapai Gaza sangat tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan mendesak di lapangan.
Pembaruan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran dari para pelaku lokal dan internasional tentang bencana kelaparan yang akan datang.
Menurut penilaian PBB, seluruh penduduk Gaza—sekitar 2,2 juta orang—menghadapi ancaman kelaparan yang nyata. Laporan dan gambar yang memilukan telah muncul yang menunjukkan anak-anak meninggal karena kelaparan.
Hampir 20 bulan sejak operasi militer Israel di Gaza, jumlah korban terus meningkat.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan lebih dari 54.000 warga Palestina tewas dan sekitar 125.000 lainnya terluka. Ribuan orang masih hilang di bawah reruntuhan atau di daerah yang tidak dapat diakses karena serangan gencar Israel.
Setelah lebih dari dua bulan blokade penuh, sejumlah truk bantuan PBB diizinkan masuk ke Gaza mulai 19 Mei. Namun, lembaga-lembaga kemanusiaan, termasuk badan-badan PBB, menggambarkan bantuan yang dikirimkan sebagai hal yang tidak berarti dibanding skala besar krisis tersebut.
Temuan WFP menggarisbawahi bencana kemanusiaan yang semakin tak terkendali, akses terhadap makanan dan bantuan medis tetap sangat terbatas dan kaum termuda terus membayar harga terberat.
Militer Israel masih meningkatkan serangannya terhadap daerah pemukiman dan kamp pengungsian di Jalur Gaza. Akibat serangan brutal itu menewaskan sedikitnya 70 warga Palestina dan melukai hampir 190 lainnya sejak dini hari Rabu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Kamis pagi, pengeboman hebat menargetkan beberapa lokasi di seluruh wilayah kantong itu, termasuk rumah sakit, tenda-tenda untuk warga sipil yang mengungsi, dan lingkungan permukiman.
Di antara korban tewas terdapat anak-anak, wartawan, dan seluruh keluarga.
Setidaknya 38 orang tewas dalam serangan, menurut sumber medis di rumah sakit Nasser, Al-Maqadmi, dan Al-Shifa. Di Kota Gaza, empat wartawan tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel di dekat Rumah Sakit Al-Maqadmi saat meliput akibat serangan tersebut.
Yan Andri
