Bukan Sekadar Kurban, Simak 8 Anjuran Nabi saat Hari Raya Idul Adha

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Tak terasa, gema takbir Idul Adha 2025, sudah berkumandang. Momen sakral ini bukan hanya ihwal penyembelihan hewan kurban.
Melainkan mempraktikan kembali puncak ketulusan dan ketaatan kepada Allah, sekaligus meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan keikhlasan Nabi Ismail AS.
Tiap Idul Adha, ada banyak anjuran Nabi yang perlu dihidupkan kembali untuk menjadikan ibadah lebih sempurna, bermakna, dan penuh berkah.
Bangun Lebih Awal dan Bersih-bersih
Sunnah pertama yang dianjurkan bangun lebih awal di pagi hari Idul Adha. Setelah itu, umat Muslim disunnahkan membersihkan diri atau mandi besar (ghusl), sebagaimana Rasulullah biasa melakukannya sebelum shalat Ied.
Ini bukan sekadar membersihkan fisik, melainkan persiapan batin menyambut Hari Raya yang suci. Selain itu, membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya juga menjadi bagian dari semangat kebersihan yang diajarkan Islam. Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan rapi dalam merayakan kebahagiaan.
Memakai Pakaian Terbaik dan Wangi-wangian
Rasulullah menganjurkan umatnya memakai pakaian terbaik saat Idul Adha, yang bersih dan rapi, meskipun tidak harus baru. Serta menggunakan wangi-wangian atau parfum yang juga bagian dari sunnah yang sangat dianjurkan.
Ini bentuk manifestasi rasa syukur dan kegembiraan atas nikmat Allah yang telah diberikan. Ketika umat tampil rapi dan wangi, tidak hanya menunjukkan penghormatan terhadap hari yang suci, tapi juga menciptakan vibes positif bagi diri sendiri dan orang di sekitar.
Makan Setelah Shalat Ied
Berbeda dengan Idul Fitri yang disunnahkan makan sebelum shalat, saat Idul Adha, Rasulullah mencontohkan untuk makan setelah menunaikan shalat Ied.
Bahkan, disunnahkan mengawali makan dengan menyantap sebagian kecil daging kurban yang telah disembelih. Ini simbol keberkahan dan wujud syukur atas rezeki kurban yang telah Allah karuniakan.
Dengan demikian, daging kurban tidak hanya menjadi santapan bagi yang membutuhkan, tetapi juga bagian dari tradisi makan yang penuh makna di hari raya.
Berjalan Kaki Menuju Tempat Shalat Ied
Salah satu sunnah lain yang kadang ditinggalkan, yakni berjalan kaki menuju tempat shalat Idul Adha di lapangan atau masjid. Serta mengambil jalan berbeda saat kembali ke rumah.
Hikmah di balik sunnah ini menunjukkan syiar Islam yang lebih luas, menyapa lebih banyak orang, dan menjadi saksi bagi bumi atas langkah-langkah kebaikan yang dilakukan.
Ini mengajarkan untuk tidak hanya fokus pada ibadah ritual, tapi juga pada interaksi sosial dan penyebaran kebaikan di tengah masyarakat.
Mengumandangkan Takbir Sepanjang Hari Raya
Takbir adalah denyut jantung Hari Raya. Selain takbir saat menuju tempat shalat, mengumandangkan takbir juga disunnahkan sepanjang hari tasyrik, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, setelah shalat wajib. Takbir ini dikenal sebagai Takbir Muqayyad.
Lafadz "Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd" menghidupkan suasana spiritual, mengingatkan akan kebesaran Allah dan momen pengorbanan yang agung. Ini salah satu cara mengisi Hari Raya dengan Dzikir dan pujian kepada-Nya.
Memperbanyak Doa dan Sedekah
Hari Idul Adha waktu mustajab untuk berdoa. Perbanyaklah doa untuk diri sendiri, keluarga, dan seluruh kaum Muslimin. Selain itu, memperbanyak sedekah juga sangat dianjurkan.
Meski daging kurban sedekah itu sendiri, tidak ada salahnya untuk bersedekah dalam bentuk lain kepada mereka yang membutuhkan. adalah bentuk kepedulian sosial dan sarana untuk meraih keberkahan yang lebih luas dari Allah, sesuai dengan semangat berbagi di hari raya.
Menyembelih Hewan Kurban
Puncak dari rangkaian sunnah Idul Adha tentu saja penyembelihan hewan kurban. Dilakukan setelah shalat Ied, penyembelihan ini harus dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan mengikuti syariat.
Usai disembelih, daging kurban disunnahkan untuk dibagikan kepada fakir miskin, kerabat, dan tetangga. Hal ini sebagai wujud ketaatan tertinggi, meneladani Nabi Ibrahim AS, sekaligus sarana mengikis egoisme dan menumbuhkan kepedulian sosial.
Eratkan Tali Persaudaraan
Idul Adha juga mejadi momen tepat mempererat tali silaturahmi. Kunjungi sanak keluarga, tetangga, dan teman-teman. Maafkan kesalahan, pererat ikatan persaudaraan, dan sebarkan kebahagiaan.
Dalam ajaran Islam, silaturahmi memiliki keutamaan yang besar, dapat memperpanjang umur dan melancarkan rezeki. Mengisi Hari Raya dengan kunjungan dan kebersamaan akan menambah keberkahan dan kehangatan dalam hubungan antar sesama.
Sunnah-sunnah Idul Adha yang diajarkan Rasulullah bukanlah sekadar ritual, melainkan panduan hidup yang membawa keberkahan dan kebahagiaan. Dari kesucian diri, keindahan penampilan, kebersamaan dalam shalat, hingga semangat berbagi melalui kurban dan sedekah.
Setiap sunnah insya Allah memiliki hikmah mendalam. Mari jadikan Idul Adha tahun ini sebagai momentum menghidupkan kembali sunnah-sunnah mulia.
Kalau bisa, upayakan bukan hanya di Hari Raya, sunnah-sunnah harian perlu pula dijalankan: sebagai salah satu kebutuhan hidup. Siapa tahu kehidupan akan lebih berkah dan menenangkan.
Taufik Hidayat
