Siapa di Belakang Netanyahu?

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – PBB mengatakan belum ada bantuan yang didistribusikan di Gaza, meski truk bantuan mulai melintasi perbatasan setelah blokade selama 11 minggu.
Genosida dan blokade berkepanjangan menyebabkan situasi di Gaza, kian memburuk.
Menurut Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu PBB, lebih dari 93 persen anak-anak di Gaza atau sekitar 930.000 jiwa, berisiko kelaparan akibat perang dan blokade berkepanjangan.
Sejak awal Maret, setidaknya 57 anak dilaporkan meninggal karena kekurangan gizi.
Jika blokade Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut, maka hampir 71.000 anak di bawah usia lima tahun akan menderita kekurangan gizi akut selama 11 bulan ke depan.
Kekejian Zionis Israel, sudah di luar batas nurani kemanusiaan.
Seruan Eropa, Asia, PBB bahkan kecaman global untuk menghentikan aksi genosida, dianggap angin lalu. Pembantaian terhadap warga dan penghancuran bangunan serta infrastruktur terus digencarkan.
Sebanyak 85% infrastruktur air Gaza sekarang tidak dapat digunakan.
Meski desakan dan kecaman global terus dilakukan, tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap asyik masyuk menyiksa dan membunuh warga Palestina. Setiap harinya.
Dengan dukungan Amerika, Zionis Israel telah melakukan kejahatan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Yang menyebabkan lebih dari 174.000 warga Palestina syahid dan terluka.
Sebagian besar dari mereka anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 11.000 orang hilang, serta ratusan ribu orang mengungsi.
Tak hanya melukai dan membunuh. Zionis di bawah tangan keji Netanyahu juga menghancurkan hampir seluruh infratruktur di Gaza. Dari sekolah, masjid, gereja, rumah-rumah warga, sampai rumah sakit.
Korban yang dibunuh Zionis akibat genosida bukan saja warga sipil. Melainkan juga lintas profesi.
Mulai insan militer, medis, jurnalis, aktivis, sampai karyawan WHO dan petugas resmi dari badan-badan PBB. Tetapi, genosida juga tak berhenti.
Teranyar, Rumah Sakit Indonesia di Gaza dibom, juga dikepung. Puluhan mayat sampai membusuk, sebab tidak ada yang berani mengambil jenazah mereka. Taruhannya nyawa.
MER-C dan insan medis lain mendesak pemerintah Indonesia untuk segera menghentikan serangan. Tetapi, pemerintah hanya mampu mengutuk, berkomentar dan mendesak tanpa aksi militer sungguhan.
Dihancurkannya RS Indonesia di Gaza sudah menginjak kedaulatan NKRI. Pengeboman dan pengepungan pun bukan sekali terjadi. Tapi berkali-kali.
Dus, insfrastruktur milik badan-badan PBB yang juga kena sasaran perusakan dari serangan pasukan Netanyahu. Tetapi, sekali lagi, PBB hanya mengutuk.
Dan, genosida masih terus berlangsung.
Pertanyaan mengemuka: kenapa Netanyahu seakan begitu sakti? Tidak tersentuh.
Meski warga global sudah memprotes, mengecam, bahkan Pengadilan Internasional telah mengeluarkan perintah penangkapan Netanyahu sejak November silam. Tetapi, lagi-lagi, genosida masih digencarkan.
Netanyahu, tak hanya terus memborbardir Gaza. Tapi juga semakin meledek warga global dan Pengadilan Internasional dengan kunjungannya ke luar negeri. Dari Hungaria sampai Amerika.
Tangan kejinya masih lolos dari bidikan penangkapan ICC.
Tentu saja, Netanyahu tak mungkin berani tanpa bekingan. Ia tidak akan bernyali jika hanya sendiri. Pasti ada bekingannya. Kemungkinan terbesar, Amerika di bawah ketiak Donald Trump.
Tapi hanya seorang Trump pun, rasanya tidak cukup untuk menjadi bekingan Netanyahu. Tentu ada pihak lain, dukungan raksasa bayangan. Yang lebih keji, tanpa perikemanusiaan.
Tetapi, siapa mereka?
Kenapa banyak negara hanya sebatas mengutuk. Tak seperti Yaman dan Lebanon, misalnya. Yang senyap, tak banyak omon-omon, tapi nyata membela dengan kekuatan militer yang menakutkan Netanyahu.
Analis di permukaan yang tampak menjadi alasan kenapa banyak negara tak menerjunkan militernya, mungkin karena menjaga stabilitas keamanan global.
Tapi, apa iya hanya untuk menangkap seorang Netanyahu tidak ada yang bisa? Tidak ada yang berani? Apakah penangkapan Netanyahu akan memicu perang dunia 3? Siapa bekingnya?
Anda, tentu saja sudah tahu jawabnya. Dan mungkin hanya bisa disimpan dalam hati.
Kita hanya bisa berharap, berdoa dan memimpikan Palestina, kelak bisa merdeka.
Dengan ujian terus menyaksikan kemanusiaan diinjak-injak, setiap harinya. Yang menggedor ruang jiwa, melelahkan air mata. Tanpa bisa berbuat apa-apa.
Semoga rakyat Gaza, memaafkan kita semua. Bersama, mari kita berdoa:
Allahumma baddid syamlahum wafarriq jam’ahum. Allahumma aqlil ‘adadahum. Allahumma fulla haddahum. Allahummaj’alid daa irata ‘alaihim. Allahumma arsilil ‘adzaaba ilaihim.
Allahummagfir ummata Muhammad. Allahummarham ummata Muhammad. Allahumma aslih ummata Muhammad. Allahumma farrij ummata Muhammad.
Shalaalahu alaa Muhammad.
Rudi Agung
