Mancanegara

RS Indonesia di Gaza Dibom: Dikepung Gerombolan Zionis, Jenazah Membusuk

Kompleks RS Indonesia di Gaza Utara ikut hancur terdampak pengemboman. (MER-C)
Kompleks RS Indonesia di Gaza Utara ikut hancur terdampak pengemboman. (MER-C)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia, Gaza Utara, kembali menjadi target serangan udara Zionis Israel.

Sedikitnya 55 orang masih terjebak di dalam, menurut laporan Al Jazeera. RS Indonesia disebut sebagai fasilitas medis terakhir yang masih beroperasi di wilayah Gaza utara.

Sejak 13 Mei 2025, gerombolan militer Zionis semakin membabi-buta melancarkan serangan di Gaza Utara.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bahkan, RS Indonesia menjadi sasaran dan semakin kesulitan beroperasi.

Puncaknya, Ahad kemarin, RS lumpuh total, tidak bisa lagi menyediakan pelayanan medis sama sekali. Bahkan, pengurusan jenazah di sana terhenti total.

Puluhan jenazah terpaksa dibiarkan membusuk di ruang jenazah, yang terletak di sisi timur RS Indonesia.

Ketua Presidium MER-C Hadiki Habib menjelaskan, serangan tanpa henti Zionis telah menyebabkan kerusakan serius berbagai fasilitas rumah sakit.

Termasuk ruang ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, poliklinik, dan koridor rumah sakit.

Ia mengungkap, dampak serangan bom di sekitar rumah sakit begitu hebat hingga getarannya terasa seperti gempa bumi.

"Getaran kuat dari bom yang dijatuhkan di sekitar area rumah sakit dirasakan sangat dahsyat oleh warga, bahkan seperti gempa bumi. Beberapa alat medis tertimpa reruntuhan akibat getaran tersebut," ujarnya, lewat keterangan tertulis kepada Republika, Ahad (18/5/2025).

Padahal RS Indonesia selama ini menjadi tempat pelayanan kesehatan warga Gaza.

MER-C Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pelayanan medis di Gaza, termasuk melakukan renovasi rumah sakit meski dalam kondisi sangat terbatas akibat genosida sejak Oktober 2023.

"Penyerangan terencana dan tanpa peringatan terhadap tenaga medis dan fasilitas kesehatan ini termasuk pelanggaran berat dari hukum humaniter internasional," jelas Hadiki.

MER-C mencatat masih ada sekitar 20 staf yang bertahan di dalam RS Indonesia. Bersama relawan lokal, mereka berupaya membersihkan puing-puing sambil terus melayani korban, meski di tengah kekurangan makanan dan ancaman serangan lanjutan.

Zionis Lakukan Pengepungan

Meneruskan info terbaru dari staf lokal MER-C di RS Indonesia, tentara Zionis Israel telah mengepung RS Indonesia dengan quadcopter.

Mereka berada sekitar 500 meter di sebelah utara dan selatan RS Indonesia, dan tidak mengizinkan ada aktivitas di sekitar RS Indonedia.

MER-C mendesak Israel menghentikan serangan militer di dalam Gaza. Hadiki juga mendesak kepada Israel untuk tidak membuat kerusakan lebih jauh terhadap bangunan RS Indonesia.

"MER-C Indonesia terus mendesak penjajah Israel agar segera menghentikan serangan militer di dalam Gaza dan tidak membuat kerusakan lebih jauh terhadap bangunan RS Indonesia," imbuh Hadiki.

Selain itu, ia meminta agar blokade pangan segera dibuka agar bantuan kemanusiaan dapat masuk dan menjangkau tenaga medis serta warga sipil di wilayah terdampak.

"Kami mendesak agar Israel segera membuka blokade makanan untuk Gaza agar staf medis dapat menerima bantuan yang dibutuhkan," ucap Hadiki.

Sampai kini tidak ada yang berani mendekat lokasi pengepungan karena takut terkena serangan bom yang semakin mendekat ke area rumah sakit. Warga di sekitar RS Indonesia juga terpaksa mengungsi demi keselamatan.

"Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Indonesia lumpuh. Korban sipil terus berjatuhan, dan dunia masih bungkam," sesalnya.

Direktur RS Indonesia di Gaza Utara, Dr Marwan al-Sultan mendesak dunia internasional menekan Israel agar segera menghentikan agresinya di Jalur Gaza.

Ia menegaskan, tindakan IDF yang mengepung rumah sakit adalah ilegal dan melanggar norma hukum internasional.

"Pendudukan Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia dengan drone dan menembaki siapa saja yang bergerak. Drone menargetkan unit perawatan intensif dengan tembakan," kata Dr Marwan, Ahad (18/5/2025).

Quds News Network melaporkan, sejumlah besar korban luka dan pasien baru saja tiba di RS Kamal Adwan, Bait Lahia. Pada pagi ini, puluhan orang terpaksa mengungsi dari RS Indonesia di Gaza utara ke fasilitas medis tersebut demi menghindari gempuran senjata pasukan Israel dan drone IDF.

Serang Rumah Sakit Nasser di Khan Younis

Gerombolan pasukan Zionis Israel tidak lagi memiliki hati nurani. Setelah RS Indonesia di utara diserang dan dikepung, Israel kembali melakukan pengeboman laboratorium farmasi Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Senin siang.

Serangan itu dilakukan saat warga Palestina yang terbunuh dan terluka akibat serangan lain dibawa ke rumah sakit.

Al Jazeera melaporkan, pasukan Zionis telah melancarkan sekitar 30 serangan udara terhadap Khan Younis sejak pagi. Serangan terbaru Israel terhadap kompleks medis di Khan Younis, yang merusak laboratorium farmasinya, termasuk yang terbaru dari serangkaian serangan terhadap fasilitas tersebut.

Pada Selasa lalu, pasukan Israel mengebom rumah sakit itu, dan menewaskan sedikitnya dua orang. Termasuk jurnalis Palestina Hassan Eslaih, yang sedang menjalani perawatan di sana.

Kementerian Kesehatan telah membagikan foto-foto di media sosial yang menunjukkan serangan Israel terhadap Rumah Sakit Nasser yang menghancurkan gudang tempat penyimpanan persediaan medis.

Gambar-gambar itu menunjukkan peti-peti berisi persediaan yang rusak, termasuk botol-botol cairan infus.

Direktur jenderal rumah sakit di Gaza, Dr Muhammad Zaqout mengatakan staf medis di rumah sakit tersebut takut tentara Israel akan menyerbu rumah sakit tersebut.

Rumah sakit itu juga menerima beberapa pasien yang terluka dalam pemboman Israel di Khan Younis, serta jenazah sedikitnya enam orang, kata Zaqout.

Dan bulan Maret, pasukan Israel juga mengebom tenda media di luar rumah sakit, menewaskan sedikitnya dua orang, dalam serangan yang menargetkan Eslaih.

Di bulan itu, mereka mengebom gedung darurat rumah sakit, menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk seorang anggota biro politik Hamas serta seorang anak laki-laki berusia 16 tahun, yang dirawat di sana.

Kantor Berita Palestina WAFA, pada Ahad kemarin, melaporkan salah satu malam paling berdarah sejak dimulainya genosida Israel di Gaza, setidaknya 108 warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak dan perempuan tewas.

Selain itu, banyak lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel di Gaza pada tengah malam.

Menurut sumber medis dan lokal, lebih dari 20 orang syahid dan lebih dari 100 lainnya terluka ketika pesawat tempur Israel menargetkan tenda-tenda yang menampung keluarga pengungsi.

Yakni di daerah Al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis, Gaza selatan. Di tempat lain di Gaza tengah, sembilan anggota keluarga Ayash syahid dan beberapa lainnya terluka ketika rumah mereka di kota Al-Zawaida dibom oleh pesawat tempur Israel.

Republika

Berita Terkait

Image

Brutal! Israel Jatuhkan Bom Lagi di Kamp Pengungsi Jabalia

Image

Brutal! Israel Jatuhkan Bom Lagi di Kamp Pengungsi Jabalia

Image

Brutal! Israel Jatuhkan Bom Lagi di Kamp Pengungsi Jabalia

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Sekitarkaltim.ID -