Zionis terus melakukan serangan di bulan Ramadhan. (WAFA)
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Pasukan pendudukan membakar rumah-rumah di kamp pengungsi Jenin. Kejahatan mereka dilakukan di tengah serangan yang terus berlanjut pada hari Sabtu, saat serangan mereka terhadap kota dan kamp pengungsi berlanjut memasuki hari ke-54 berturut-turut.
Menurut koresponden WAFA, pasukan Israel menyalakan api di rumah-rumah di dalam kamp dan melanjutkan penghancuran infrastruktur dekat Rumah Sakit Pemerintah Jenin. Hal itu dilakukan setelah memblokir jalan-jalan utama dengan barikade.
Sejak dimulainya serangan tanggal 21 Januari lalu, pasukan Israel telah menghancurkan sekitar 120 rumah di berbagai lingkungan di kamp pengungsian.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
“Selain itu, banyak rumah lain mengalami kerusakan parah, dan sekitar 20.000 penduduk telah mengungsi secara paksa dari rumah mereka,” lapor Kantor Berita Palestina, WAFA, Sabtu.
Serangan Israel yang sedang berlangsung di Jenin telah mengakibatkan tewasnya 34 warga Palestina dan menyebabkan puluhan lainnya terluka.
Serangan itu juga telah menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada infrastruktur di wilayah tersebut. Serta kerugian yang signifikan pada properti publik dan pribadi.
Korban Terbanyak Wanita dan Anak
Jumlah korban tewas di Gaza telah meningkat menjadi 48.543, mayoritas wanita dan anak-anak, sejak genosida Israel dimulai Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan setempat.
Selama 48 jam terakhir, rumah sakit di Gaza telah menerima jenazah atau sisa-sisa 12 korban setelah ditarik keluar dari reruntuhan. Selain itu ada enam kematian yang baru dilaporkan, menurut sumber WAFA.
Menurut sumber sama, jumlah korban luka juga meningkat menjadi 111.981. Sementara itu, banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan, sementara tim tanggap darurat dan pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.
Meskipun gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada tanggal 19 Januari, korban terus dilaporkan di berbagai bagian wilayah tersebut sejak gencatan senjata tersebut diberlakukan, karena Israel terus melanggar perjanjian tersebut.
