Sosok

Zubair bin Awwam: Pedang Islam yang Merindukan Syahid

Ilustrasi.
Ilustrasi.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIMNama Zubair bin Awwam seringkali kita dengar. Beliau bukan hanya Sahabat Rasulullah, tapi juga simbol keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan. Zubair, sebuah nama yang selau terukir indah dalam sejarah.

Zubari adalah pedang Allah yang selalu terhunus membela agama, pejuang yang namanya akan selalu dikenang dalam sejarah. Kisah hidupnya mengajarkan kepada kita tentang keteguhan iman, keberanian, dan kesetiaan dalam memperjuangkan kebenaran.

Suatu saat, salah seorang Sahabat Nabi, Zubair bin Awwam sedang bersantai di rumahnya. Mendadak, ia mendengar seseorang berteriak, "Muhammad bin ‘Abdullah telah terbunuh!"

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sontak saja, hal itu sangat memantik tensinya. Tanpa pikir panjang, ia keluar dengan bertelanjang dada sambil membawa pedang. Hatinya bergemuruh dipenuhi amarah mendengar berita pembunuhan Rasulullah. Ia bertekad mengejar dan menangkap pelakunya. Siapapun orangnya.

Tetapi, alangkah kagetnya saat dalam pencarian pelaku, ia justru bertemu Rasulullah. Selain terkejut, Zubair tentu merasa tentram dan bahagia. Manusia mulia itu ada di hadapannya. Tak ada luka sedikitpun.

Rasulullah yang heran melihat kondisi Zubair bertanya, "Ada apa denganmu, wahai Zubair?"

Zubair menjawab, "Wahai Rasul, aku mendengar seseorang berteriak bahwa engkau telah terbunuh."

Sambil tersenyum, Rasulullah bertanya, "Lalu apa yang akan kamu lakukan?"

Zubair menjawab, "Aku akan membunuh seluruh orang-orang kafir."

Rasulullah mendoakannya agar selalu dalam kebaikan dan pedangnya membawa kemenangan. Sejak saat itu, pedang Zubair menjadi senjata pertama yang dihunus dalam jihad di jalan Allah.

Kisah Zubair seringkali kita dengar atau kita baca dalam banyak literatur. Termasuk kisah apik yang ditulis Dr. Hamid Ahmad Ath-Thahir dalam bukunya: Kisah Teladan 20 Sahabat Nabi untuk Anak.

Zubair bin Awwam: Pahlawan Islam Sejak Belia

Dikisahkan, Zubair bukan sekadar Sahabat Rasulul, beliau juga salah satu pejuang Islam paling awal. Sejak kecil, ia telah memeluk Islam di usia delapan tahun. Namun, keislamannya membawa ujian berat.

Paman Zubair, justru menjadi penentang Islam yang gigih. Sampai-sampai Zubari disiksa dengan tubuh yang terbungkus dalam tikar. Lalu sang paman menyalakan api di bawah tikar itu, agar Zubair kembali ke agama nenek moyangnya.

Tapi, Zubair tak goyah. Ia berkata lantang:

"Demi Allah, aku tidak akan kembali kepada kekufuran selamanya!"

Peperangan yang Mengukir Nama Zubair

Di Perang Badar, jumlah pasukan Muslim hanya 317 orang, adapun pasukan Quraisy sekitar 1000. Namun, semangat jihad membuat perbandingan jumlah itu tak berarti.

Dalam perang itu, Rasulullah menempatkan Zubair di sayap kanan pasukan, lantaran dikenal keberanian dan kemampuannya yang istimewa.

Pada Perang Uhud, Zubair tetap berada di sisi Rasulullah, melindungi beliau dari serangan musuh. Bahkan setelah perang usai, ia bersama Sayyidina Abu Bakar mengejar pasukan Quraisy hingga mereka ketakutan dan kembali ke Makkah.

Di Perang Khandaq terjadi dan Madinah dalam kondisi genting akibat pengkhianatan Bani Quraidhah.

Kala itu, Rasulullah berseru, "Siapa yang mau pergi ke Bani Quraidhah untuk memerangi mereka?" Tidak ada yang berani maju, kecuali Zubair. Rasulullah sampai tiga kali mengulang pertanyaannya, dan tiga kali pula Zubair menyatakan kesiapannya.

Atas keberanian Zubair, Rasulullah bersabda, "Setiap Nabi memiliki hawari (pengikut setia), dan hawariku adalah Zubair."

Keberanian Zubair Menaklukkan Negeri-negeri Musuh

Setelah wafatnya Rasulullah, Zubair tetap berjuang dalam ekspedisi Islam. Dalam Perang Yarmuk, ia bertarung dengan pasukan Romawi. Suara takbirnya begitu dahsyat hingga mampu mengguncang dada musuh. Pasukan Romawi lari kocar kacir saat berhadapan dengan Zubair.

Saat pasukan Islam mengepung Benteng Babilonia di Mesir, pengepungan berlangsung berbulan-bulan tanpa hasil.

Zubair kemudian berkata, "Aku persembahkan jiwaku untuk Allah. Aku berharap Allah menaklukkan benteng ini untuk kita."

Dengan berani, ia menaiki tangga menuju benteng, saat mengucapkan takbir, seluruh pasukan Islam ikut bertakbir, membuat musuh ketakutan dan benteng pun jatuh ke tangan Islam.

Kerinduan Zubair untuk Syahid

Meski telah bertempur di banyak pertempuran, Zubair tidak pernah terbunuh di medan jihad. Ia sangat merindukan syahid, bahkan menamai anak-anaknya dengan nama para syuhada.

Saat terjadi Perang Jamal, Zubair awalnya bersiap bertempur melawan pasukan Ali bin Abi Thalib.

Namun, saat Ali mengingatkannya pada sabda Rasulullah, "Kamu akan memerangi Ali dalam keadaan dzalim," Zubair sadar dan memutuskan mundur dari pertempuran.

Tetapi, para penyebar hoax di zaman itu terus menggelindingkan fitnah. Saat Zubair sedang shalat, seorang laki-laki bernama Ibnu Jurmuz menikamnya hingga gugur.

Ketika kabar ini sampai kepada Ali, ia pun berkata, "Sungguh aku telah mendengar Rasulullah bersabda: ‘Berilah kabar buruk kepada pembunuh Zubair bahwa ia akan masuk neraka.’"

Jenazah Zubair dimakamkan di samping Sahabatnya, Thalhah bin Ubaidillah, sebagai dua sahabat yang tetap bersama di dunia dan akhirat.

Rasulullah pernah bersabda, "Thalhah dan Zubair adalah dua tetanggaku di surga."

Mila

Berita Terkait

Image

Wapres Yai Maruf Bantah Isu Belasan Menteri Mundur

Image

Pemprov Kaltim dan Pemerintah Samarinda Tukar Aset

Image

Ribuan Surat Suara di Balikpapan dan Samarinda Rusak

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Sekitarkaltim.ID -