Warga Gaza: Seperti Dilahirkan Kembali, Kami Menang Lagi
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Ribuan warga Gaza berduyun-duyun kembali ke wilayah utara pada Senin. Mereka bergerak pulang setelah Hamas mencapai kesepakatan dengan Israel.
"Rasanya luar biasa ketika Anda kembali ke rumah, kembali ke keluarga, kerabat, dan orang-orang terkasih, dan memeriksa rumah Anda, apakah itu masih rumah?" ujar Ibrahim Abu Hassera, salah seorang pengungsi.
Dilaporkan Al Jazeera, rombongan pengungsi yang kembali, dan beberapa dari mereka menggendong bayi atau membawa banyak barang menuju ke utara dengan berjalan kaki. Mereka terus bergerak sepanjang jalan di tepi pantai Laut Mediterania.
“Ini seperti saya dilahirkan kembali dan kami menang lagi,” sorak Umm Mohammed Ali, seorang ibu Palestina. Penyeberangan lain dibuka tiga jam kemudian, kali ini membiarkan kendaraan masuk.
“Jantung saya berdebar kencang, saya pikir saya tidak akan pernah kembali lagi,” ujar Osama, pegawai negeri dan ayah dari lima anak, saat ia tiba di Kota Gaza.
“Entah gencatan senjata berhasil atau tidak, kami tidak akan pernah meninggalkan Kota Gaza dan wilayah utara lagi, bahkan jika Israel mengirimkan tank untuk kami masing-masing. Tidak ada lagi perpindahan.”
Kantor Media Pemerintah di Gaza melaporkan lebih dari 300 ribu pengungsi warga Palestina telah kembali ke wilayah utara.
Kalau warga Gaza riang gembira, Hamas menyebut kembalinya pengungsi sebagai kemenangan. Lain hal dengan tentara Zionis.
Tentara Israel hanya bisa menonton puluhan ribu pengungsi yang mengalir melalui dua jalan utama, salah satunya lewat Jalan Rashid. Warga kembali dengan berjalan kaki, dan ribuan lainnya mulai lewat dengan kendaraan mereka dari Jalur Gaza selatan.
"Saya dapat memberitahu Anda bahwa para pejuang yang meninggalkan koridor Netzarim menangis, dan mengatakan bahwa mereka merasa bahwa semua yang telah mereka lakukan selama lebih dari setahun di Jalur Gaza sia-sia," ujar koresponden militer untuk Channel 14 Israel, Hallel Rosen.
“Ini menjengkelkan,” imbuhnya.
“Biaya yang dulu harus dikeluarkan adalah pembebasan tahanan keamanan, namun kini biaya tersebut sudah operasional, karena Jalur Gaza bagian utara sekarang sudah terekspos. Mereka (perlawanan) akan memasang alat peledak untuk kami di bawah tanah dan akan menanam ranjau di tempat-tempat yang belum kami kerjakan."
Koresponden militer melanjutkan, kekuatan pejuang Palestina di wilayah Beit Hanoun dan Jabalia yang dibombardir sejak Oktober 2024 lalu belum surut, bahkan meningkat menjadi lebih dari 10.000 personel. “Dan jika kita kembali berperang, kita akan menghadapi pertempuran sengit dan intens yang tidak kurang dari apa yang kita lihat sebelumnya."
Tentara Zionis makin jengkel paska Hamas merilis video dokumenter, yang ditayangkan Al Jazeera. Tayangan itu sebagai bagian dari program “Apa yang Lebih Besar yang Tersembunyi”, bertajuk “Thufan.”
Film dokumenter tersebut, menunjukkan Yahya Al-Sinwar bergerak di antara reruntuhan bangunan di Rafah dengan menyamar. Ia muncul mempelajari peta dan memberikan instruksi tentang cara berperang melawan tentara Israel
Channel 14 Israel, dikutip Aljazeera, Selasa (28/1/2025) mengecam akses Hamas terhadap informasi intelijen tersebut dengan menganggapnya "luar biasa". Apalagi film dokumenter itu juga menyajikan instruksi untuk memulai operasi yang telah dipersiapkan Komandan Muhammad Al-Deif untuk serangan tersebut.
Laporan-laporan Israel menyimpulkan bahwa Hamas sedang mencoba, melalui adegan-adegan ini, untuk mengirimkan pesan bahwa mereka masih ada dan mampu membangun kembali diri mereka sendiri dan bertahan.
Republika