Israel Banjiri Terowongan, Hamas: Pejuang Kami Sudah Antisipasi
KALTIMTARA, REPUBLIKA – Hamas angkat bicara ihwal rencana Israel membanjiri terowongan mereka di Gaza. Hamas menyebut terowongan itu dibangun dengan mempertimbangkan segala bentuk serangan.
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan mengatakan bahwa pihaknya yang mendengar kabar Israel akan membanjiri terowongannya, telah siap menghadapinya dengan tenang.
Hamdan memasgtikan hal tersebut saat jumpa pers, di Beirut, Lebanon, dinukil dari Dailymail, Jumat (15/12/2023). Menurut Hamdan, pembuatan terowongan itu didesain para insinyur terlatih dan terdidik. Sekaligus mempertimbangkan segala upaya bentuk serangan dari Israel, termasuk membanjirinya.
“Terowongan itu dibangun para insinyur yang terlatih dan terdidik. Dan mereka telah mempertimbangkan segala jenis serangan yang mungkin dilakukan oleh penjajah Israel, termasuk pemompaan air. Terima kasih telah menanyakan itu,” ujar anggota Biro Politik Hamas, itu.
Ia menyebut terowongan-terowongan itu bagian dari perlawanan. Ketika membangun terowongan untuk perlawanan, lanjut Hamdan, segala konsekuensi telah dipertimbangkan.
Termasuk dari ancaman segala jenis serangan. Hamdan yakin terowongan itu mampu meminimalisir ancaman yang datang dari penjajah Israel.
“Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada ancaman, tapi saya dapat memastikan ancamannya minimal, dan para pejuang kita, pejuang kemerdekaan dapat menghadapinya sedemikian rupa. Sehingga mereka dapat menghindari segala konsekuensi negatifnya,” tegasnya.
Hamas memastikan sistem terowongannya juga dirancang menahan banjir dan rencana tentara IDF untuk memompa air laut ke dalamnya tidak akan berhasil.
Hamdan juga memastikan negosiasi untuk pembebasan lebih lanjut sandera Israel hanya dapat dimulai setelah tetara IDF menghentikan serangannya secara total.
Dalam pidato sebelumnya, yang dirilis melalui siaran Telegram, Osama Hamdan juga memastikan Brigade Al-Qassam memenuhi janji mereka untuk mengubah Gaza menjadi kuburan bagi pasukan pendudukan.
“Netanyahu dan jenderal militernya tidak punya pilihan selain menyatakan kegagalan mereka mencapai tujuan apa pun. Kami tidak akan bernegosiasi mengenai para tahanan sampai agresi terhadap Jalur Gaza benar-benar berhenti dan kondisi kami dipenuhi,” ujarnya.
Musuh mengakui bahwa lebih dari 5.000 tentara terluka dalam agresi daratnya, namun mereka masih menyembunyikan jumlah korban tewas sebenarnya. Jangan melihat masa depan Gaza setelah perang, tapi lihatlah masa depan entitas Zionis yang hancur,” imbuh Hamdan.
Sejak Selasa (12/12/2023), militer Israel dilaporkan mulai memompa air laut ke terowongan yang diduga digunakan kelompok perlawanan Palestina Hamas. Sistem terowongan Hamas membentang sepanjang 300 mil dan menggunakan pintu anti ledakan tebal.
Sebagai pengingat, upaya membanjiri terowongan Hamas bukan hal yang baru. Beberapa tahun lalu, Mesir atas persetujuan Amerika dan Israel telah lebih dulu membanjiri terowongan yang menghubungkan Gaza ke Mesir. Itu dilakukan Abdel Fattah al-Sissi usai menggulingkan Mohammed Morsi.
Puluhan Kendaraan Militer Israel Hancur
Juru bicara Al-Qassam Abu Ubaidah melalui Telegram pada Jumat, menyebut selama 72 jam terakhir, Brigade Al Qassam mampu menghancurkan dan merusak 72 kendaraan militer musuh.
“Mujahidin kami mengkonfirmasi bahwa 36 tentara musuh tewas, dan puluhan tentara Zionis lainnya dipastikan tewas dan terluka, dan peralatan serta logistik mereka disita. Kami bentrok dengan mereka dari jarak nol dan menargetkan tim penyelamat mereka yang datang menyusul, termasuk operasi penembak jitu terhadap tentara mereka,” jelas Abu Ubaidah.
Para pejuang Palestina mengarahkan ledakan rudal ke pelbagai sasaran dan dengan jangkauan berbeda ke tentara Zionis.
Tak hanya Brigade Al Qassam yang mampu menggempur tentara IDF. Brigade Saraya Al-Quds Batalyon di Jenin juga menyebut telah melakukan sejumlah operasi dan serangan khusus di beberapa titik yang dipenuhi tentara Israel.
“Mujahidin kami menerobos penjagaan keamanan yang ketat, meskipun ada pengerahan pesawat dan tim penembak jitu, dan berhasil menargetkan tentara penjajah di lingkungan Khallet Al-Souha,” bunyi pernyataan Brigade Saraya Al-Quds.
Editor: Rudi Agung