Usai Bertemu Netanyahu, Maya Regev: Setiap Hari Seperti di Neraka
KALTIMTARA, REPUBLIKA – Wanita muda Israel, Maya Regev (21), yang pernah viral global merilis video baru. Video dirilis bersama adiknya Itay Regev (18). Keduanya memakai kaos putih, Maya menggunakan kursi roda, dengan latar belakang di rumah sakit, Minggu (10/12/2023).
Video dirilis setelah keduanya bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Maya dan Itay Regev, berbicara ihwal pengalaman mereka selama ditahan Hamas di Gaza dan keinginan mereka agar teman mereka, Omer, dibebaskan. Yang isinya berkebalikan dengan video mereka saat dilepaskan Hamas.
Mereka berdua bicara dengan scene bergantian, tapi tetap dalam satu frame video. Pengakuan mereka juga dirilis media Israel, The Jerusalem Post, Senin (11/12/2023).
“Nama saya Maya Regev. Saya disandera bersama adik laki-laki saya dan salah satu sahabat saya,” jelas Maya. Wanita berusia 21 tahun itu diculik Hamas dari festival musik Supernova di Re’im.
Ia dibebaskan dalam pertukaran sandera bulan lalu, setelah menghabiskan 50 hari di penawanan Hamas.
“Saya ditahan Hamas selama 54 hari,” timpal Itay Regev.
“Setiap hari terasa seperti selamanya. Hari-harinya sangat sulit, maksud saya apakah itu karena kelaparan, kerinduan pada keluarga, mentalitas yang keras, atau kondisi yang sulit,” imbuh Itay.
Itay, yang berusia 18 tahun, dibebaskan dalam pertukaran sandera berikutnya, selang empat hari setelah Maya dibebaskan bersama belasan sandera lainnya, termasuk sejumlah warga negara asing lain.
“Setiap hari seperti ada di neraka,” tuding Maya.
“Ketakutan yang tidak normal. Tak tidur di malam hari. Kerinduannya gila, kurangnya pengetahuan, dan sungguh menakutkan.”
Video pengakuan Maya dan Itay juga diunggah di akun X Bring Them Home Now.
Maya duduk di kursi roda di samping Itay dengan kaki ditinggikan. Pasangan itu mengenakan kaos bertuliskan: Bawa Pulang Omer.
“Saya punya teman bernama Omer yang sangat saya rindukan,” kata Itay.
“Ya Tuhan, aku merindukannya,” tambah Maya, yang dibebaskan Hamas 25 November silam.
“Omer masih di sana,” kata Itay, “dan saya tahu apa yang dia alami di sana, dan saya tahu betapa menakutkannya hal itu. Kita harus membawa Omer, dan semua sandera, kembali sekarang.”
Di private akun Maya Regev dengan followers 17,6k, ia tidak memposting video pengakuannya bersama Itay. Postingan terakhirnya diunggah pada 4 Oktober, sebelum ia diculik. Usai dibebaskan, Maya sama sekali belum memposting unggahan terbarunya.
Saat berbicara dalam video pengakuan mereka, perilaku Maya dan Itay seakan tidak normal. Wajah Maya dan Itay sangat jauh berbeda dibanding saat mereka dibebaskan Hamas. Video tersebut kembali viral dan memantik beragam komentar netizen.
“Sangat terlihat dalam tekanan, apalagi setelah bertemu setannyahu (Netanyahu, red),” tulis pengguna sosmed.
“Dalam darah mereka mengalir darah zionis sang pembohong. Mereka acting drama, aku gak pernah percaya apa kata zionis, satu huruf pun gak mau percaya,” timpal netizen lain.
Menurut The Jerusalem Post, yang mengutip akun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu awal bulan ini, Maya ditembak di kaki saat penculikannya. Sekembalinya ke rumah, ia dikirim ke Rumah Sakit Soroka di Beersheba.
Perbincangan Global
Nama Maya Regev melambung ketika ia dibebaskan Hamas. Perilaku Hamas yang lembut dan tatapan Maya yang sejuk, memantik perhatian dunia. Tidak hanya di sosial media, tapi kisah perpisahan Maya dengan pejuang Hamas juga menajdi konsumsi pelbagai media massa di dunia.
"Bye Maya," ucap pejuang Hamas, melambaikan tangan kanannya ke Maya.
"Bye Syukron (sampai jumpa, terima kasih, red)," timpal Maya, menjawab kalimat perpisahan itu. Ia juga melempar pandangan mata yang lembut ke arah pejuang. Sekaligus memberi keindahan senyumnya.
Lantas, Maya yang kakinya terluka dibaringkan di kendaraan Palang Merah, dengan senyum menawan.
Momen perpisahan itu, yang hanya berlangsung singkat, tapi mampu membuat cemburu para wanita sedunia. Tak hanya emak-emak dan para ukhty, tapi juga bule-bule di luar sana.
Bahkan momen perpisahan Maya dan pejuang Hamas yang hanya sekian detik itu mampu menciptakan tagar global #KhamasPleaseKidnapMe. Banyak pengguna sosial media yang meminta diculik Hamas.
Benjamin Netanyahu bertemu dengan keluarga para sandera yang telah dibebaskan dan yang masih disandera Hamas. Para mantan sandera dan keluarga mereka menumpahkan kekesalannya ke Netanyahu.
Dilaporkan Reuters pada Rabu (6/12/2023), pertemuan itu digelar pada Selasa (5/12) waktu setempat.
Sejumlah kerabat para sandera yang menghadiri pertemuan itu sangat kritis terhadap pemerintah Israel. Seperti Dani Miran, yang putranya Omri disandera Hamas sejak 7 Oktober bersama 240 warga Israel dan warga asing lainnya.
Miran mengaku kecerdasannya dihina oleh pertemuan tersebut. Ia pun memilih keluar di tengah-tengah pertemuan. "Saya tidak akan menjelaskan secara rinci soal apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, namun keseluruhan kinerjanya buruk, menghina, berantakan," sungutnya.
Dilaporkan sebelumya, rekaman audio kemarahan sandera pada pemerintah Israel juga sempat bocor ke publik. Rekaman itu berisi pertemuan antara sandera Israel yang dibebaskan Hamas, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang dirilis media Israel, Ynet.
Salah satu mantan sandera mengungkapkan ketakutannya akan dibunuh pemboman oleh tentara IDF, bukan oleh Hamas.
“Saya berada di salah satu rumah, pemboman terjadi di mana-mana. Kami berada di dalam terowongan, sangat takut. Bukan takut karena Hamas akan membunuh kami, tapi Israel akan membunuh kami dengan mengebom dan mengeklaim bahwa Hamas yang membunuh kami,” ungkapnya.
Editor: Rudi Agung