Kemarau Panjang dan Doa Abu Muslim
KALTIMTARA, REPUBLIKA – Diriwayatkan Muhammad bin Syu’aib dan Said bin Abdil Aziz, di masa pemerintahan Mu’awiyah terjadi kemarau panjang. Mu’awiyah keluar untuk shalat Istisqa bersama rakyatnya.
Saat mereka tiba di tempat yang akan digunakan untuk shalat Istisqa, Mu’awiyah berkata kepada Abu Muslim, “Bukankah engkau mengetahui apa yang dikehendaki masyarakat ini?”
Abu Muslim menjawab, “Mungkinkah aku melakukannya, sedangkan aku banyak kekurangan.”
Beliau lantas bangkit, di atas kepalanya beliau memakai sejenis tutup kepala. Kemudian tutup kepala itu dibuka, dan mengangkat kedua tangannya berdoa:
“Ya Allah, sesungguhnya hanya kepada Mu lah kami meminta hujan. Aku datang menghadap Mu dengan segenap dosaku. Janganlah Engkau tolak permohonanku ini.”
Usai Abu Muslim memanjatkan doa, dalam sekejap, sebelum orang-orang beranjak pergi, hujan turun.
Di waktu lainnya, dikisahkan pula bagaimana mustajabnya doa Abu Muslim.
Suatu ketika, beliau berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya Mu’awiyah telah mengangkatku ke posisi yang sarat dengan sum’ah. Sekiranya aada satu kebaikan dalam diriku, maka terimalah aku di sisi Mu.”
Abu Muslim begitu takut akan perbuatan sum’ah, perbuatan yang dilakukan dengan tujuan agar amal perbuatannya didengar atau diketahui orang lain sehingga mendapat pujian.
Beliau pun memohon doa agar segera diwafatkan. Doa itu dilantunkan hari Kamis. Lalu, hari Kamis berikutnya Abu Muslim meninggal dunia.
Sumber: 99 Kisah Orang Shalih.