Silaturahmi Puluhan Kiai Sepakati Tak Ada Penggulingan Ketum PBNU

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Kisruh yang sempat mewarnai dinamika di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), berangsur mereda.
Isu pemakzulan kursi Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mulai menemui kejelasan. Sekitar 50 Kiai melakukan pertemuan dan sepakat tidak ada pemakzulan atau penggulingan terhadap posisi Gus Yahya sebagai ketum.
Sampai kini, posisi ketum tetap sama sampai dihelatnya Muktamar mendatang. Tak ada penggulingan, tak ada pula pengunduran diri Gus Yahya.
Para kiai dalam silaturahim alim ulama yang digelar di Gedung PBNU, pada Ahad malam, menyepakati untuk tidak memakzulkan Ketua Umum PBNU, Gus Yahya.
Pertemuan itu dihadiri sedikitnya 50 Kiai yang juga mengusulkan pertemuan lebih besar untuk membahas polemik internal PBNU.
Katib Aam PBNU Ahmad Said Asrori menegaskan kepengurusan PBNU harus diselesaikan hingga satu periode, yang muktamarnya kurang lebih satu tahun lagi.
"Kami sepakat 100 persen tidak ada pemakzulan atau pengunduran diri," ujar Ahmad Said.
Dalam pertemuan itu, para ulama mengajak masyarakat melakukan tafakur dan mujahadah demi kebaikan bersama.
"Mari bertafakur dan bermujahadah untuk kebaikan di antara kita," tambah Ahmad Said.
Ahmad Said juga menjelaskan bahwa pergantian pengurus hanya bisa dilakukan melalui Muktamar NU sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Adapun Ketum PBNU Gus Yahya menegaskan tidak memiliki niat mundur dari jabatannya meski ada hantaman dinamika internal.
"Amanah dari Muktamar Ke-34 berlaku lima tahun dan akan dijalankan penuh," kata Gus Yahya di Surabaya, Minggu dini hari.
Gus Yahya juga mengklarifikasi hingga kini belum ada surat resmi terkait isu internal, termasuk dokumen hasil rapat harian Syuriyah yang memintanya mundur.
Dalam silaturahim yang dihadiri sekitar 50 kiai dari berbagai daerah, Gus Yahya juga menegaskan pentingnya mengembalikan segala permasalahan kepada AD/ART organisasi.
"Semuanya menghendaki agar segala sesuatu yang jadi masalah dalam organisasi dikembalikan kepada sistem aturan yang ada," tegasnya.
Rencana Pertemuan Besar di Pesantren Lirboyo
Para ulama PBNU berencana melakukan pertemuan di Pesantren Lirboyo untuk membahas polemik internal yang sedang terjadi, kata Gus Yahya.
Gus Yahya mengumumkan rencana pertemuan para ulama di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, untuk membahas polemik internal yang tengah terjadi di organisasi Islam terbesar di Indonesia ini.
Meski tanggal pastinya belum ditentukan, pertemuan ini diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah yang ada. Ia menyatakan pertemuan itu akan melibatkan para Kiai sepuh dan unsur-unsur kepemimpinan NU lainnya.
"Insya Allah akan digelar pertemuan yang lebih luas dengan menghadirkan para kiai sepuh (yang lebih senior) dan unsur-unsur kepemimpinan dalam lingkungan NU," ujarnya.
Gus Yahya menambahkan meski belum ada tanggal pasti, kesepakatan mengadakan pertemuan telah dicapai. "Mudah-mudahan bisa menjadi pembuka jalan keluar dari masalah yang ada sekarang," katanya.
Polemik dalam PBNU mencuat setelah risalah rapat harian Syuriah yang mendesak Gus Yahya mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU beredar luas di media sosial.
Republika