News

Beredar Surat Pemakzulan Gus Yahya dari Kursi Ketum PBNU, Benarkah Demikian?

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Muktamar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) baru akan digelar di Surabaya pada 2026 mendatang.

Namun, publik dihebohkan dengan kabar beredarnya surat pemakzulan KH Yahya Cholil Staquf dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU.

Isu tersebut mencuat setelah beredarnya surat dengan kop PBNU yang ditandatangani Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, di Jakarta, 29 Jumadal Ula 1447/20 November 2025.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Apakah benar demikian?

Wakil Rais Aam PBNU, KH Afifuddin Muhajir, membenarkan adanya surat pemakzulan tersebut. "Iya benar," katanya singkat ditemui Republika secara khusus, di arena Munas XI MUI di Hotel Mercure, Jakarta, Jumat (21/11/2025) malam.

Saat dimintai penjelasan keterangan lebih dalam perihal surat tersebut, Kiai Afif tidak memberi respons banyak. Kiai Afif enggan untuk memberikan keterangan.

"Gak bisa saya menjelaskan itu," ujarnya.

KH Yahya Cholil Staquf mendatangi lokasi Munas MUI XI di Mercure Convention Center Ancol, pada Jumat (21/11/3025). Dari pantauan Republika di lokasi, Gus Yahya tampak keluar dari lobby hotel pada 17.32 WIB bersama ajudannya dan beberapa kiai.

Saat ditemui, Gus Yahya mengaku baru saja bertemu dengan kiai karismatik asal Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo sekaligus Wakil Rais Aam PBNU, KH Afifuddin Muhajir.

"Ketemu Kiai...Kiai Afif," ujarnya.

Saat ditanya isu pemakzulan yang santer beredar, Gus Yahya menegaskan ia tidak membahas soal itu dengan Kiai Afif. "Gak..ya apa namanya...gak ada (bahas pemakzulan)," ucap Gus Yahya, terbata-bata.

Dalam pertemuan itu, Gus Yahya mengaku hanya membahas terkait tapak tilas Pengasuh kedua Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, KHR As'ad Syamsul Arifin.

"Kita mau ada tapak tilas perjalanan Kiai As'ad," katanya.

Sebelumnya pada Kamis (20/11/2025), Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menggelar rapat tertutup bersama para pengurus harian Syuriyah di Hotel Aston City Jakarta.

Berdasarkan dokumen Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU tanggal 20 November 2025 yang diperoleh Republika, rapat yang dihadiri 37 dari 53 pengurus Syuriyah itu menghasilkan beberapa poin penting.

Rapat menilai ada sejumlah pelanggaran serius dalam kegiatan dan tata kelola organisasi, antara lain:

1. AKN NU Diisi Narasumber Terkait Jaringan Zionisme Internasional

Syuriyah menilai pemilihan narasumber tersebut sebagai pelanggaran nilai Ahlussunnah wal Jamaah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU

2. Pemenuhan Unsur Pelanggaran Pasal 8 Peraturan Perkumpulan NU No. 13/2025

Rapat menyebut hal ini sebagai tindakan yang mencemarkan nama baik perkumpulan, sehingga dapat dikenai pemberhentian tidak hormat

3. Indikasi Pelanggaran Tata Kelola Keuangan PBNU

Syuriyah menilai adanya indikasi pelanggaran hukum syar’i, peraturan perundang-undangan, serta AD/ART NU yang berpotensi membahayakan keberadaan badan hukum perkumpulan.

Dengan mempertimbangkan ketiga poin tersebut, rapat menyatakan penyerahan keputusan final kepada Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam.

Dalam bagian akhir risalah, disebutkan Rais Aam bersama dua Wakil Rais Aam memutuskan dua hal:

Pertama, KH Yahya Cholil Staquf “harus mengundurkan diri” dari jabatan Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari sejak keputusan diterima.

Kedua, jika tidak mundur, Rapat Harian Syuriyah akan memberhentikan Gus Yahya dari jabatan Ketum PBNU. Keputusan ini menjadi latar belakang munculnya isu pemakzulan beberapa hari terakhir.

Risalah rapat harian syuriyah tersebut ditandatangani Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar.

Kabar Pemakzulan Sekadar Dinamika

Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf menyerukan seluruh pengurus NU di semua tingkatan mulai dari PBNU, PWNU, PCNU, MWC NU, hingga Ranting NU tetap tenang.

Ia mengajak semua pihak menjaga suasana tetap kondusif menyikapi dinamika yang sedang terjadi di internal organisasi tersebut.

Pria yang biasa disapa Gus Ipul itu menegaskan apa yang terjadi saat ini merupakan perkara organisasi biasa yang sedang ditangani oleh jajaran Syuriah PBNU sesuai mekanisme internal yang berlaku.

“Ini dinamika organisasi yang sedang berjalan. Saya minta semua pengurus dan warga NU tetap tenang, tidak terbawa arus berita yang menyesatkan, dan tidak memperbesar kesalahpahaman,” ujar Gus Ipul, Jumat (21/11/2025).

Ia meminta seluruh pengurus NU di berbagai tingkatan untuk tetap berkonsolidasi, menjaga ukhuwah, serta menahan diri dari langkah atau pernyataan yang dapat memperkeruh keadaan.

“Ikuti seluruh perkembangan hanya melalui informasi resmi yang disampaikan jajaran Syuriah PBNU. Jangan terpengaruh kabar yang tidak jelas sumbernya,” ujarnya.

Menurutnya, seluruh proses organisasi saat ini berada di tangan pemilik otoritas tertinggi dalam struktur PBNU, yakni jajaran Syuriah PBNU yang dipimpin Rais Aam dan dua wakil Rais Aam.

“Kita serahkan sepenuhnya kepada Rais Aam dan para wakilnya. Insya Allah semua akan diselesaikan dengan baik, proporsional, dan sesuai adab organisasi,” ujarnya.

Gus Ipul juga mengajak seluruh warga NU untuk memperbanyak sholawat dan menjaga ketenangan hati.

Ia memastikan dinamika internal PBNU akan diselesaikan melalui mekanisme organisasi yang sah dan penuh kehati-hatian.

“Mari tetap menjaga suasana teduh. Perbanyak sholawat, jangan ikut menyebarkan kabar yang tidak pasti,” imbuhnya.

Republika

Berita Terkait

Image

Wapres Yai Maruf Bantah Isu Belasan Menteri Mundur

Image

Pemprov Kaltim dan Pemerintah Samarinda Tukar Aset

Image

Pemprov Kaltim dan Pemerintah Samarinda Tukar Aset

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Sekitarkaltim.ID -