UMKM Kaltim Masih di Kelas Menengah, Pulau Jawa Tertinggi

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menilai posisi Kaltim dalam sektor UMKM secara nasional, masih di level menengah.
Tito pun mendorong Pemerintah Provinsi Kaltim duduk bersama BPS dan para ahli ekonomi untuk menyusun strategi peningkatan ekonomi daerah.
Ia menyampaikan, sejumlah provinsi semisal Sulawesi Tengah, Papua Barat dan Maluku Utara, berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi tinggi dengan mengandalkan sektor riil dan sumber daya lokal.
Ia mencontohkan keberhasilan produk kerajinan nasional yang telah dikenal dunia. Seperti schmiley Mo, label fashion lokal yang didirikan Diana Rikasari. Merek ini dikenal dengan gaya warna-warni yang unik dan ekspresif, serta telah menembus pasar global termasuk London.
Keberhasilan tersebut menjadi bukti bahwa kreativitas lokal bisa bersaing di kancah internasional.
Karena itu, menurutnya, potensi besar di Kaltim belum sepenuhnya tergarap, khususnya di bidang kerajinan. Sehingga perlu dorongan kebijakan dan pendampingan lebih intensif dari pemerintah daerah.
“Kalau kita lihat dari data nasional, Kaltim saat ini berada di posisi tengah. Artinya sudah bagus, tapi perlu ditingkatkan lagi,” ujar Tito kala menghadiri HUT ke-45 Dekranas di Balikpapan, Jumat (11/7/2025).
Tito memaparkan sejumlah provinsi di Pulau Jawa, dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat masih menempati peringkat tertinggi dalam jumlah pelaku UMKM produktif.
"Jawa Timur ada 1,5 juta orang, Jawa Tengah 1,4 juta, dan Jawa Barat 1,12 juta orang," jelasnya.
Adapun Kaltim dinilai punya kekuatan luar biasa dari sisi sumber daya dan kreativitas masyarakat. Ia pun berpesan kepada Gubernur Kaltim agar tidak perlu khawatir.
“Kita akan dampingi. Kaltim punya potensi luar biasa, tinggal bagaimana didorong,” ujarnya.
Tito juga menyampaikan UMKM menyumbang sekitar 60 persen dari PDB nasional. Sektor ini menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, bukan semata bergantung pada APBN.
Ia mengingatkan jangan meremehkan kekuatan dari UMKM kerajinan.
“UMKM ini yang membuat Indonesia masuk kelompok negara G20. Bukan karena APBN kita Rp 3.000 triliun, tapi karena PDB yang mencapai Rp 30.000 triliun,” jelasnya.
Belanja negara dan daerah, sambung Tito, hanya menjadi pemicu agar ekonomi masyarakat berputar. Sedangkan cuan yang benar-benar menggerakkan ekonomi justru dari sektor swasta, terutama UMKM.
Tito merinci, konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga 50 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Jika konsumsi rumah tangga meningkat, maka daya beli masyarakat ikut naik.
Ia menggarisbawahi pentingnya mengejar pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional yang saat ini berada di angka 4,87 persen. Sedangkan Kaltim tercatat masih ada di angka 4,20 persen.
“Kalau bisa di atas 3 persen, itu sudah baik. Tapi kalau bisa naik ke 6–7 persen, dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat,” jelasnya.
Transaksi Tembus Miliaran
Diwartakan sebelumnya, transaksi pada peringatan HUT ke-45 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Balikpapan, tembus sampai miliaran rupiah. Capaian ini membuat UMKM, khususnya di Kaltim sebagai tuan rumah, naik kelas.
Ketua Harian Dekranas, Ny. Tri Tito Karnavian, mengungkapkan pelaksanaan HUT ke-45 Dekranas di Kota Balikpapan mencatatkan capaian membanggakan, khususnya dari sisi ekonomi.
Dari data sementara, total nilai transaksi yang tercatat dari pameran kerajinan dan produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) selama kegiatan berlangsung mencapai sekitar Rp1,5 miliar.
“Dari data terakhir yang kami terima, perputaran transaksi di arena pameran Dekranas mencapai Rp 1,5 miliar. Ini capaian yang sangat luar biasa,” ujar Tri Tito.
Pada HUT kali ini, jumlah total ada 98 booth. Dengan asumsi rata-rata omzet masing-masing peserta bisa menembus angka Rp 100 juta.
Tri menambahkan bahwa angka ini mencerminkan antusiasme masyarakat terhadap produk-produk lokal dan kualitas para perajin yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Perayaan HUT ke-45 Dekranas ini menghadirkan sebanyak 59 stand utama dan 170 unit pameran produk UMKM yang berasal dari berbagai kabupaten/kota dan provinsi se-Indonesia.
Produk-produk unggulan yang ditampilkan meliputi wastra nusantara, kerajinan tangan, fesyen etnik, kuliner khas daerah, hingga produk kriya berbasis inovasi.
Selain memberi ruang promosi dan transaksi bagi pelaku UMKM, kegiatan ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Termasuk berkontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Balikpapan.
Ia menilai dampak kegiatan ini sangat terasa, tak hanya bagi UMKM peserta, tapi juga sektor lain seperti perhotelan, transportasi, dan kuliner di Balikpapan.
“Ini sinergi nyata antara promosi budaya dan penguatan ekonomi daerah,” imbuhnya.
Event nasional tahunan ini mengusung tajuk: Perajin Berdaya, Mendunia.
Sebagai wujud komitmen Dekranas dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal dan mendorong produk perajin Indonesia menembus pasar global.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kaltim, Puguh Harjanto, mengapresiasi penyelenggaraan HUT Dekranas ke-45 di Balikpapan.
Ia menilai kegiatan ini punya dampak positif terhadap pengembangan sektor ekonomi kreatif dan pemberdayaan masyarakat.
“Event seperti ini luar biasa. Menjadi ajang promosi produk-produk kerajinan berkualitas dari seluruh daerah. Selain itu, para perajin bisa membangun jejaring dengan konsumen dan pelaku usaha lainnya,” ujar Puguh, lewat keterangannya, pada Rabu (9/7/2025).
Yan Andri
