Curah Hujan Tinggi, Produksi Tambang Kaltim Turun 18,9 Persen

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Sektor pertambangan dan penggalian Kalimantan Timur mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak kuartal I/2021.
Menurut data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, per Mei 2025, produksi batu bara Kaltim pada periode Januari hingga Maret 2025 hanya mencapai 77 juta ton.
Capaian ini turun 18,9% dibanding 95 juta ton pada periode sama tahun sebelumnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto menyatakan lapangan usaha pertambangan juga ikut mencatatkan penurunan sebesar 0,63% secara tahunan di kuartal I/2025.
"Hal ini seiring produksi batu bara yang turun akibat curah hujan yang tinggi," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (8/7/2025).
Selain itu, volume ekspor batu bara juga ikut terkontraksi 17,90% secara tahunan. Musababnya karena menurunnya permintaan pasar global terhadap komoditas unggulan Kaltim, ini.
Efek domino penurunan perlambatan kinerja sektor, kredit pertambangan turut melemah dengan kontraksi 8,16% yoy. Akibatnya kondisi ini menjadi indikator tambahan yang mengilustrasikan tekanan bagi industri pertambangan Kaltim.
Meski begitu, pihak otoritas tetap memantau perkembangan sektor ini dengan seksama, mengingat kontribusi signifikannya terhadap perekonomian daerah.
Budi juga meyakini pemulihan dapat terealisasi pada kuartal mendatang seiring perbaikan kondisi cuaca dan stabilisasi permintaan global.
Yan Andri
