Serba Serbi

Keutamaan Taubat di Bulan Ramadhan: Momentum Penyucian Diri

Ilustrasi, bertaubat.
Ilustrasi, bertaubat.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Ramadhan, bulan penuh berkah, selalu menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai waktu untuk berpuasa dan meningkatkan ibadah, Ramadhan juga menjadi kesempatan emas untuk bertaubat. Taubat, yang berarti kembali kepada Allah, menjadi langkah penting membersihkan diri dari dosa-dosa dan memulai hidup baru yang lebih bermakna.

Ada yang menarik dari kisah renungan pertobatan yang disampaikan Sayyid Abdul Aziz al-Darani. Dilansir dari NU Online, berikut kisahnya: Alkisah, seorang raja marah pada menterinya, ia ingin memecatnya dari pengabdiannya dan menyingkirkannya dari kekuasaannya.

Kemudian menteri itu berkata pada raja: “Jika pemecatan ini terjadi, kembalikan padaku segala yang kukorbankan untuk mengabdi kepadamu.”

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Raja bertanya: “Apa itu?”

Sang menteri menjawab: “Masa mudaku. Tolong kembalikan semua masa mudaku yang telah kuhabiskan untuk mengabdi kepadamu.”

Sang raja terkejut mendengar jawaban itu dan tidak jadi marah pada menterinya. (Sayyid Abdul Aziz al-Darani, Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû’ li ‘Allâm al-Ghuyûb, Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003, halaman 154).

Sayyid Abdul Aziz al-Darani menekankan pentingnya masa muda, tobat tidak melulu harus dilakukan ketika sudah tua. Tobat harus dilakukan sejak dini, setiap saat, dari mulai baligh sampai ajal menjemput. Apalagi di momen Ramadhan. Bulan Suci ini menjadi waktu pintu ampunan Allah terbuka lebar.

Taubat bukan sekadar ritual biasa, melainkan proses transformasi spiritual yang mendalam.

Lalu, bagaimana cara bertaubat di bulan Ramadhan? Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia dalam panduan terbaru 2025, taubat harus memenuhi tiga syarat utama: menyesali dosa, berhenti dari perbuatan dosa, dan bertekad untuk tidak mengulanginya.

Selain itu, taubat juga harus disertai dengan memperbanyak ibadah, seperti shalat malam, membaca Al-Qur'an, dan bersedekah.

Keutamaan taubat di bulan Ramadhan juga tercermin dalam kisah-kisah inspiratif para sahabat Nabi. Salah satunya kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang dikenal sebagai orang yang selalu segera bertaubat ketika menyadari kesalahannya.

Kisah ini menjadi bukti bahwa taubat bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kekuatan iman dan kesadaran akan kasih sayang Allah.

Taubat di bulan Ramadhan juga memiliki dampak sosial yang positif.

Dengan bertaubat, seseorang cenderung menjadi lebih peduli terhadap sesama. Hal ini sejalan dengan pesan Ramadhan yang mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, seperti berbagi dan saling memaafkan. Data dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pada 2025 menunjukkan bahwa tingkat kedermawanan masyarakat meningkat signifikan selama Ramadhan, seiring dengan meningkatnya kesadaran untuk bertaubat dan memperbaiki diri.

Bagi generasi muda, taubat di bulan Ramadhan bisa menjadi langkah awal untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Namun, taubat tidak boleh dianggap sebagai ritual tahunan yang hanya dilakukan saat Ramadhan.

Ustaz Abdul Somad, dalam salah satu tausiahnya, mengingatkan bahwa taubat harus menjadi kebiasaan sehari-hari. "Ramadhan hanyalah pemicu, tetapi taubat harus terus dilakukan sepanjang hidup," tegasnya.

Dengan segala keutamaannya, taubat di bulan Ramadhan adalah anugerah yang tidak boleh disia-siakan.

Mari manfaatkan momen ini untuk membersihkan hati, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, yang diabadikan dalam QS. At-Tahrim ayat 8, "Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya."

Jadi, jangan tunda lagi. Mulailah taubat, dan rasakan kedamaian sejati yang diberikan Allah Ta’ala. Ramadhan 2025 menjadi kesempatan emas bagi kita menjadi pribadi yang lebih baik, dari sebelumnya. Semoga

Mila

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Sekitarkaltim.ID -